Sabtu, 06 September 2008

Manfaat Nuklir untuk Kanker

JAKARTA-Mendengar kata nuklir, yang terlintas di benak awam adalah senjata. Padahal teknologi nuklir juga banyak manfaatnya di bidang medis. Penyebuhan beberapa penyakit membutuhkan teknologi nuklir. Tidak banyak publik paham teknologi yang terdengar seram ini punya andil di dunia kesehatan. Kanker misalnya, terapinya sangat tergantung pada nuklir. Istilah radiasi dan kemoterapi pada pasien kanker berbasiskan teknologi nuklir.
“Di negara berkembang, hanya 45 persen kasus kanker yang bisa diobati. Dari jumlah itu, sebesar 22 persen ditangani dengan cara operasi, 18 persen terapi radiasi, dan 5 persen kemoterapi,” jelas Sueo Machi, Ketua Komisi Atomic Energy Commission (AEC) untuk Jepang kepada pers baru-baru ini.

Terapi radiasi terhadap kanker terbukti cukup efektif. Untuk kasus kanker leher rahim misalnya, di Asia saja radiasi mampu membuat pasien bertahan hidup hingga lima tahun lebih lama.

Untung
Penggunaan radiasi untuk pengobatan kanker ditemukan Robert Rathbun Wilson PhD tahun 1946. Wilson adalah fisikawan partikel eksperimentalis yang juga terlibat dalam proyek "bom atom" Manhattan . Ia mempublikasikan sebuah karya ilmiah yang pertama kali mengusulkan penggunaan berkas proton untuk pengobatan kanker dengan radiasi. Akhirnya, Wilson menjadi direktur pertama fasilitas yang saat ini dikenal dengan nama Fermi National Accelerator Laboratory di Kota Batavia , Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat (AS).

Terapi kanker dengan radiasi proton memiliki keuntungan yang tidak dimiliki terapi radiasi konvensional. Keunikan terapi proton ini terletak dari sifat proton itu sendiri sebagai partikel yang memiliki massa dan muatan listrik.

Dibandingkan metode-metode pengobatan lain, seperti kemoterapi atau bahkan operasi pengangkatan kanker, terapi proton jauh lebih aman dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi si pasien selama terapi radiasi dijalankan. Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.

Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960-an, yaitu setelah reaktor atom Indonesia yang pertama di Bandung mulai dioperasikan

Kaspersky Lab Hadir di Indonesia

Pada pertengahan tahun ini, Kaspersky Lab, perusahaan pembuat software security (khususnya antivirus), secara resmi hadir di Indonesia dengan menggandeng PT Optima Solusindo Informatika sebagai distributor tunggalnya. Kehadiran Kaspersky Lab ini ditandai dengan perkenalan produk terbarunya, Kaspersky Internet Security 6.0. Produk ini memberi perlindungan penuh terhadap segala ancaman dari internet yang dapat merusak sistem komputer dan jaringan. “Satu paket produk Kaspersky mampu mengatasi serangan virus, spyware, adware, pornware, trojans, worms, hacker, spam, dan lainnya,” ujar Ernst Kelting, senior vice-president APAC/Southeast Asia Kaspersky Lab.
Andalan utama Kaspersky adalah metode “Signature Analysis” yang dikombinasikan dengan “Probabilistic Analysis”, sehingga dalam waktu cepat dapat merespons jika ada serangan virus terbaru. Update antivirus pun dilakukan setiap jam. Di samping itu, produk Kaspersky Lab terintegrasi dengan semua perangkat lunak Microsoft Windows maupun open source, seperti Linux (Red Hat, Fedora, Mandriva, serta distro-distro lainnya), Novell, Debian, dan free BSD Unix System. (ER - Warta Ekonomi)

Jumat, 05 September 2008

UGM Menangi Kejuaraan Dunia

Yogyakarta, Kompas - Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Curtin University of Technology Australia berhasil menjadi pemenang Modialogo Engineering Award 2006/2007. Bersama dengan sembilan tim lainnya, proposal mereka ditetapkan sebagai major winner dan memperoleh dana penelitian senilai 20.000 Euro.
Indonesia baru pertama kali terlibat dalam perlombaan tingkat internasional bagi mahasiswa teknik di seluruh dunia yang disponsori DaimlerChrysler dan UNESCO itu. Sebanyak 3.200 mahasiswa teknik yang tergabung menjadi 879 tim dari 89 negera berkompetisi dalam perlombaan tersebut.
Tim dari UGM terdiri atas Bayu Utomo, Thomas Ari Negara, Elsa Melfiana, Ahmad Fajar Assidiq, dan Muhammad Ery Wijaya. Tim dari Curtin University of Technology terdiri atas Ahmad Agus Setiawan, Yu Zhao, Suzanne Sugiarto, Richard Barnett, dan David Barnett.
Saat ditemui, Rabu (9/1), tiap anggota tim bertekad akan menggunakan dana penelitian yang diraih untuk membuat instalasi skala kecil sebagai embrio penggunaan energi terbarukan di Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Proyek tersebut selanjutnya akan diteruskan kepada tim adik kelas dari Komunitas Mahasiswa Sentra Energi yang terdiri dari Linggar, Andy, Dinar, dan Adnan.
Tim gabungan tersebut membawakan proposal bertajuk Development of Sustainable Power and Water Supply for Remote Areas and Disaster Response and Reconstruction in Indonesia. Menurut Thomas, tim akan memanfaatkan energi terbarukan berupa matahari dan angin yang kemudian diubah menjadi listrik untuk masyarakat. Energi listrik itu juga akan digunakan untuk memompa air di daerah yang selalu terkena bencana kekeringan tersebut.
Supaya layak diminum, mereka akan menggunakan teknologi reverse osmosis yang sedang dikembangkan di Curtin University of Technology. Konsep reverse osmosis ini, menurut Ahmad, mahasiswa Curtin University of Technology yang juga dosen Jurusan Teknik Fisika UGM, menggunakan membran sebagai penyaring air.
Belum pernah diterapkan
Elsa menambahkan bahwa teknologi energi terbarukan yang diaplikasikan sebenarnya bukan teknologi baru. Namun, hingga kini, teknologi itu belum pernah diterapkan di daerah bencana dan kekurangan air seperti Gunung Kidul. “Teknologi yang dilombakan dalam perlombaan kali ini sebenarnya sudah dikuasai oleh mahasiswa Indonesia. Ke depan, harus terus terlibat aktif dalam perlombaan serupa,” ucapnya.
Ketua Program Studi Fisika Teknik Nazrul Effendy mengatakan rentang perbedaan antara perkembangan teknologi dengan kebutuhan teknologi di negara berkembang masih sangat lebar. Mahasiswa teknik memiliki peran besar sebagai ujung tombak perkembangan teknologi. Hingga kini, pihaknya telah secara aktif mengirim mahasiswa untuk mengikuti aneka kejuaraan teknologi di dalam maupun luar negeri.
(Kompas, 11 Januari 2008)

Polisi Tidur Nyalakan Traffic Light

Ketika aliran listrik padam, lampu pengatur lalu lintas (traffic light) ikut padam. Akibatnya, arus lalu lintas kacau. Pemanfaatan teknologi tenaga surya masih jarang diterapkan karena masih mahal.
Mengatasi masalah tersebut, empat mahasiswa Teknik Fisika UGM mencoba memanfaatkan polisi tidur sebagai pembangkit listrik cadangan untuk traffic light. Keempatnya adalah Adi Asmariadi Budi, Nurin Tyas Wicaksono, Yohanes Ridwan S., dan Gama Hafidz.
Ide awalnya adalah pengamatan terhadap kendaraan yang lalu lalang melintasi polisi tidur, yang menurut mereka telah membuang energi. “Kenapa energi ketika melintasi polisi tidur itu tidak dimanfaatkan,” tutur Adi.
Caranya, setiap kali sebuah kendaraan melintasi sebuah polisi tidur sebenarnya telah mengeluarkan energi untuk menekan. Tekanan itulah yang kemudian dimanfaatkan untuk memutar roda gila.
Putaran roda gila itulah yang diolah untuk menghasilkan listrik yang lantas disimpan untuk dimanfaatkan saat aliran listrik padam guna menyalakan traffic light. “Dengan demikian, polisi tidur bisa berfungsi lebih maksimal. Tidak hanya memberikan peringatan, tetapi juga menyimpan energi,” lanjutnya.
Teknologi tersebut sudah diakui dengan keberhasilannya masuk final National Innovation Contest di ITB. Tim itu bahkan mendapatkan dana hibah Grand Karya Inovasi UGM sebesar Rp 4 juta.
Dengan dana itu, penelitian terhadap alat tersebut dikembangkan di Laboratorium Rekayasa Energi dan Laboratorium Instrumentasi FT UGM. Alat itu turut dipamerkan dalam Pekan Penelitian UGM (UGM Research Week) di Grha Sabha Permana pada 25-31 Agustus 2008.
Alat yang berhasil dibuat secara berkelompok tersebut bisa menghasilkan daya 14 watt per buah. “Nanti dibuat lebih dari satu untuk setiap jalur. Jadi, setiap kendaraan yang lewat pasti menginjak salah satu alat tersebut. Kalau setiap alat menghasilkan daya 14 watt per tekanan roda, bayangkan berapa energi yang bisa disimpan,” jelas Adi.
Meskipun telah berhasil membuat alat itu, Adi mengakui bahwa rancangannya masih sangat dasar. Perlu penelitian lebih jauh untuk mengembangkan alat itu dengan maksimal. “Untuk menyempurnakan alat tersebut, pasti butuh koordinasi dan kerja sama dengan jurusan lain. Untuk struktur alat, misalnya, kami perlu kerja sama dengan teknik sipil. Itu proyek multidisipliner,” paparnya saat disinggung soal kesiapan aplikasi alat tersebut.
Dikatakan, investor dan pelaksana program sangat dibutuhkan agar alat itu bisa secepatnya diterapkan dalam kehidupan nyata. “Kami kan kreator. Karena itu, butuh kerja sama dengan investor dan berbagai pihak,” ucapnya.
(Jawa Pos, Minggu, 31 Agustus 2008)

Kamis, 04 September 2008

Indonesia Sarang Para Ilmuwan Muda Dunia

"Seperti halnya satu permainan papan di mana kotak yang berisi aturan main hilang sejak lama, tidak ada seorang pun yang tahu persis bagaimana bisa memenangi (hadiah) Nobel." (Hal Cohen, "The Scientist", 28/10/2002)

Agustus kini diperkaya dengan pelbagai event ilmiah. Ada Asian Science Camp di Bali dan LIPI Expo, serta Ritech Expo, dua-duanya di Jakarta. Ini membesarkan hati. Kita mengenang dan merayakan bulan kemerdekaan tidak semata dari sisi sejarah, tetapi juga dari sisi sains dan teknologi. Itulah dimensi yang seyogianya mewarnai perjalanan sejarah kebangsaan Indonesia.

Sekadar tambahan, Rabu (6/8) ini di LIPI juga berlangsung Temu Ilmiah Peneliti Muda Indonesia, ajang yang tidak kalah penting untuk mengenal sosok peneliti muda Indonesia yang telah menorehkan prestasi, baik di lingkup nasional maupun internasional.

Jadi, meski anggaran riset nasional masih di bawah 0,1 persen, peneliti Indonesia masih tetap bisa berprestasi dan berkontribusi bagi pengembangan sains nasional. Tentu menarik untuk diketahui, apa yang mendorong para ilmuwan muda tersebut setia pada sains, bidang yang di satu sisi semakin dinilai penting bagi upaya peningkatan kemakmuran dan kejayaan satu bangsa, tetapi pada sisi lain masih dipandang nonprioritas.

Sosok ilmuwan

Amy, mahasiswi berusia 20-an tahun, pernah bertanya dalam salah satu forum online mengenai karakteristik pribadi yang harus dikembangkan bila seseorang ingin menjadi ilmuwan yang baik. Jawaban pun muncul dari berbagai penjuru.

Seorang guru besar mencoba memberi jawaban dengan mengangkat "SCIENCE" sebagai akronim. "S" melambangkan bidang studi yang dihayati dengan serius. "C" adalah curiosity dan kemauan untuk memperbaiki pendapat manakala muncul fakta yang bertentangan dengan pandangan yang kita yakini. "I" adalah intelligence karena pengetahuan yang dituntut oleh sains sangat tinggi. "E" adalah enthusiasm agar siapa pun yang ingin menjadi ilmuwan kuat manakala menemui kekecewaan. "N" melukiskan never-ending attention to detail yang akan membuat riset calon ilmuwan bisa bertahan dari ujian rekan sejawat. "C" adalah commitment terhadap hidup pribadi dan profesional yang jujur dan bertanggung jawab. Terakhir, "E" untuk enduring respect dan apresiasi terhadap karya ilmuwan terdahulu yang telah membuka jalan bagi pekerjaan kita.

Komentar lain masih banyak, tetapi umumnya menyebut "rasa ingin tahu", "ulet", "mengandalkan data", dan "punya kemampuan analisis data" sebagai sifat-sifat penting lain.

Karena dipenuhi dengan proses yang sering tidak jelas ujungnya, tak jarang peneliti dilanda keletihan mental kalau bukan frustrasi. Kadang hanya keyakinan kepada diri sendiri dan keyakinan bahwa pengetahuan yang sedang diteliti akan bernilai bagi orang banyaklah yang membuat peneliti bisa terus bertahan.

Ada pula penelitian di bidang psikologi, juga ilmu sosial, yang coba mengungkap sifat-sifat yang bisa mendorong seseorang untuk menerjuni dan unggul di bidang ilmiah. Namun, secara umum dipercayai bahwa anak yang tumbuh di lingkungan yang di sekelilingnya dipenuhi oleh orangtua dan orang-orang yang berpendidikan menyukai pemikiran, penuh rasa ingin tahu, dan senang memberi dorongan kepada anak untuk mengembangkan rasa ingin tahunya mempunyai peluang lebih baik untuk menjadi seorang ilmuwan dibandingkan dengan anak lain yang tidak memiliki hal-hal di atas.

Akhirnya, peneliti dari Argonne National Laboratory, Ali Khounsary, mengatakan bahwa—meski tidak ada jaminan— kombinasi orangtua yang tercerahkan dan penuh dedikasi, serta lingkungan rumah, sekolah, dan guru, role model, serta teman, bisa mendorong seorang anak untuk belajar dan menjelajahi dunia dan mungkin memilih karier di bidang sains (www.newton.dep.anl.gov).

Dalam Temu Ilmiah Peneliti Muda di LIPI, atau pertemuan siswa SMA dengan peneliti dunia dan pemenang Nobel, diharapkan muncul pula penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan karakter untuk menjadi ilmuwan.

Menuju Nobel?

Penggagas Asian Science Camp Prof Yohanes Surya acap mengaitkan program Olimpiade Fisika atau acara di Bali sebagai jalur untuk menuju Hadiah Nobel. Dengan program itu, sepertinya hadiah Nobel menjadi one step closer. Sebagai sarana untuk memotivasi tentu saja tidak ada kelirunya.

Namun, selanjutnya, program pengembangan ilmuwan masih perlu dilengkapi dengan segi-segi yang lain. Misalnya saja, kita juga perlu menanamkan daya imajinasi calon ilmuwan? Juga daya konsentrasinya—hal yang semakin relevan ketika distraksi dalam wujud hiburan dan godaan duniawi semakin kuat— serta integritasnya mengingat di tengah masyarakat juga cenderung tumbuh budaya "jalan pintas" dan "sukses instan".

Berikutnya, terlalu berorientasi pada Nobel boleh jadi juga membatasi keleluasaan minat dan imajinasi. Memang setelah pemberian hadiah ke-107 tahun lalu, Nobel tetap diakui sebagai prestise prestasi ilmiah. Namun, di kalangan ilmiah juga muncul kemasygulan bahwa hadiah tersebut terbatas dalam jumlah dan bidangnya, seperti dikemukakan oleh Harriet Zuckerman, penulis buku Scientific Elite yang mengupas hadiah Nobel, para pemenangnya, dan penciptaan kelas yang dimunculkannya pada sains abad ke-20.

Dengan hanya diberikan untuk bidang fisika, kimia, dan kedokteran—di luar perdamaian dan ekonomi—Nobel memang masih menyisakan banyak bidang sains lain, seperti sains kelautan, matematika, dan astronomi. Untuk Indonesia, ketiga bidang terakhir termasuk penting dan sebagian telah menjadi tradisi. Kita juga membutuhkan ilmuwan di bidang-bidang yang berkaitan dengan lingkungan alam kita, seperti vulkanologi dan geologi serta geofisika dan meteorologi.

Dari sisi upaya untuk mencapai apa yang sering disebut sebagai "stratosfer sains eksklusif" ini, yang dibutuhkan bukan hanya riset super unggul. Ini karena tidak seorang pun tahu secara pasti, bagaimana sebenarnya memenangi hadiah Nobel.

Justru oleh kenyataan itu, yang sebenarnya perlu ditanamkan adalah karakter untuk menjadi ilmuwan sejati dan bukan untuk menjadi pemenang Nobel. Namun, diakui bahwa inisiatif seperti dilakukan oleh Prof Yohanes Surya maupun oleh LIPI melalui Temu Ilmuwan Muda berperan dalam penciptaan massa kritis bagi bergulirnya tradisi ilmiah yang baik untuk penyemaian ilmuwan muda.

cara kerja dari PLTN

Pengembangan Robot Lalat

Para peneliti dari militer Inggris sedang mengembangkan Robot Lalat yang bisa dikirimkan untuk memata - matai daerah musuh. Dr Rafal Zbikowsk, pemimpin proyek ini yakin bahwa robot ini bisa terbang untuk jangka waktu 10 tahun. Robot ini bisa digunakan untuk menunjukkan lokasi dari teroris - teroris yang sedang bersembunyi.

Dr Zbikowski juga mengatakan bahwa robot ini dapat bergerak di antara gedung - gedung, terowongan dan juga gua - gua.

Militer Amerika, sebagai salah satu penyandang dana penelitian telah menunjukkan ketertarikannya pada kegunaan robot ini. Mereka akan melengkapi robot ini dengan senjata - senjata “pintar”, yang bisa menghancurkan target - target spesifik, seperti misalnya komputer. Dan penghancuran ini dapat dilakukan tanpa merusak seluruh fasilitas.
Dr Zbikowski melakukan penelitiannya di Defence College of Management and Technology at Cranfield University in Shrivenham, Oxfordshire.

Mengetahui Lokasi Pemakai Handphone

Bagi yang belum tahu, Pro Xl menyediakan layanan data di setiap kartunya yang salah satu fungsinya adalah untuk mengetahui lokasi handphone lainnya dengan syarat handphone tersebut juga menggunakan kartu Pro Xl. Caranya anda bisa mendonwload aplikasi yang bernama Where R U ? tersebut pada menu layanan data (untuk info lebih lanjt datang ke counter pro Xl terdekat atau kunjungi www.xl.co.id).

Setelah aplikasi terpasang anda tinggal meregister nomor handphone anda dan nomor handphone yang dikehendaki (sesama Pro Xl) dan selanjutnya pihak Pro Xl akan mengirimkan SMS yang minta persetujuan kepada pemilik nomor handphone yang dituju tadi, dan apabila ia menyetujui maka anda pun bebas untuk mengetahui lokasi dimanapun si doi berada melalui SMS yang dikirmkan oleh Pro Xl dengan biaya sekitar Rp 1.000 per SMS.

Cara gampang supaya pemilik handphone menyetujui konfirmasi dari Pro XL adalah dengan cara sedikit curang, contoh : pura-puralah meminjam handphone atau ambil diam-diam handphone si doi dan register nomornya melalui hanphone anda. Ketika SMS yang meminta persetujuan dari pro XL masuk ke handphone si doi, segeralah menjawab SMS tersebut yang berisi persetujuan agar nomor handphone tersebut bisa dipantau dan diinformasikan kepada orang lain.

Catatan tambahan : Keakuratan informasi lokasi aplikasi Where R U ? ini tidak seakurat GPS, melainkan hanya sebatas pada lokasi BTS terdekat dari handphone. Contoh jika pemilik handphone berada di Bandara Soekarno Hatta dan kebetulan disana ada BTS Pro XL, maka informasinya akan memberitahukan bahwa lokasi handphone berada di sekitar Bandara Soekarno Hatta.


Sekilas Tentang PLTN

PLTN bekerja tidak ubahnya seperti prinsip kerja dari sebuah pembangkit listrik yang memanfaatkan panas sebagai pembangkit uap. Uap air yang bertekanan tinggi dingunakan untuk menggerakkan turbin, kemudian turbin menggerakkan generator, dan generator menghasilkan listrik. Perbedaan utama antara PLTN dengan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) konvensional adalah terletak pada pemanfaatan bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan air. Kebanyakan PLTN saat menggunakan Uranium sebagai bahan bakarnya, sedangkan PLT konvensional untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar berupa minyak, gas alam, batubara (energi fosil).

Para pakar energi, membagi jenis energi dalam 3 bagian, yaitu:

1. Energi Fosil, seperti: Minyak, Batubara, dan Gas Alam
- Minyak: mudah digunakan dalam bentuk cair, berdampak besar terhadap lingkungan, terkonsentrasi di Timur Tengah
- Batubara: cadangan besar, berdampak besar tehadap lingkungan
- Gas Alam: dampak lingkungan lebih rendah, terkonsentrasi terutama di daerah Timur Tengah dan bekas negara Blok Komunis
2. Energi Nuklir
- Jaminan pasokan energi stabil
- Ramah lingkungan
- Harga relatif rendah dan stabil
- Menghasilkan limbah radioaktif
3. Energi Terbarukan, seperti: Hidro, Solar dan Angin
- Hidro: energi terbarukan bersifat lokal, kurang stabil dan sangat bergantung pada curah hujan
- Solar dan Angin: bersih dan tidak akan habis, sangat bergantung pada kondisi alam, mengalami kesulitan dalam jumlah besar


Mengenal Sifat-sifat Nuklir Dalam Memenuhi Kebutuhan Energi
1. Energi alam yang paling fundamental
2. Konsentrasi energi sangat tinggi
- 1 gm U-235 = 3.000.000 gm barubara (fisika/teori)
- 1 gm U-235 = 100.000 gm batubara (teknologi - 90'an)
- 1 gm PU = 1.000.000 gm batubara (teknologi - 90'an)
3. Bersifat intensif teknologi, tidak intensif sumberdaya alam
4. Reaktor Nuklir tidak bisa meledak karena:-
- Pengkayaan Uranium-235 kurang dari 20%
- Adanya zat struktural: SS, Zr
- Adanya zat pendingin H2O
- Adanya racun Neutron yang kuat
- Batang kendali (HF, B, SS)
5. Volume limbah kecil, mudah dikumpulkan, diproses dan disimpan (diisolasi dari lingkungan manusia)
6. Pembelahan melalui reaksi inti dengan neutron tidak menimbulkan polutan organik (sebaliknya batubara dibakar dengan oksigen, menimbulkan polutan organik dan non organik: VHC, SOX, NOX, dan lain lain yang berbahaya bagi kesehatan)
7. Polusi radiasi mudah diatasi dengan perisai dan sistem keselamatan lain
8. Bahan bakar bersifat kuasi - domestik (mudah diperoleh di pasar internasional dan dapat ditimbun)
9. Sumber daya energi nuklir mampu memasok energi dengan skala besar dan untuk jangka panjang

Merawat "Flash Disk" agar Tahan Lama

KEBUTUHAN akan tempat penyimpanan data yang relatif besar dan mudah digunakan membuat flash disk menjadi barang yang wajib dimiliki. Apalagi bentuknya yang mungil menjadikan perangkat yang diciptakan pertama kali pada tahun 1998 ini demikian praktis untuk dibawa ke mana-mana.

Agar flash disk tetap terjaga dan bisa bekerja dengan baik, ada beberapa hal yang patut diperhatikan dengan saksama. Pertama adalah menjauhkan flash disk dari benda-benda yang memiliki medan magnet yang kuat seperti televisi, radio dan ponsel. Medan magnet yang terlampau kuat menjadi hal yang kerap membuat flash disk rusak.

Selain itu, hindari flash disk terkena suhu panas yang terlalu tinggi, percikan air dan benturan karena hal ini dipastikan dapat merusak flash disk secara permanen. Di pasaran Anda bisa menemukan beberapa merek yang tahan air dan benturan, namun kendati demikian tak ada salahnya bukan untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut?

Pastikan saat Anda meng-copy data ke flash disk, data tersebut sudah bebas dari serangan virus. Kalau flash disk sudah terjangkit virus yang berbahaya, tak jarang satu-satunya solusi adalah dengan memformat ulang. Langkah ini dikhawatirkan justru akan membuat usia flash disk menjadi lebih pendek.

Jangan lupa untuk selalu menggunakan perintah "stop" atau "eject" sebelum Anda melepas flash disk dari port USB. Selain membuat flash disk cepat rusak, mencabut flash disk secara sembrono bisa membahayakan data yang ada di dalamnya. Jangan lupa juga untuk selalu menggunakan tutup flash disk supaya terhindar dari kotoran.

Sangat dianjurkan untuk tidak terlampau sering melakukan proses hapus - tulis (delete - write) mengingat flash disk juga memiliki usia yang terbatas. Demikian pula saat bekerja, simpanlah data atau dokumen di dalam hard disk terlebih dahulu, jangan langsung ke flash disk. Hal ini dimaksudkan agar temporary file tidak akan tersimpan di dalam flash disk. Masuknya temporary file tentu akan menambah tugas flash disk dan otomatis mengurangi usianya.

Rabu, 03 September 2008

prakata

hai world,

melalui blog ini, akan menampilkan banyak pengetahuan yang akan menambah wawasan kita.
perkembangan IPTEK akhir2 ini juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dan pesat sekali.
maka dari fakta ini, penulis membuat blog tentang IPTEK dan Nuklir ini. Nuklir penulis pilih dalam hal ini guna meluruskan paradigma masyarakat yang awan akan nuklir itu sendiri. penulis di sini hanya sebagai penengah antara pihak pro dan kontra akan perkembangan teknologi nuklir.
dan tak lupa, bagi temen2 untuk mau memberikan sumbangsih saran dan kritik kepada penulis, silakan memberikan komentarnya. Penulis akan senang dengan perhatian dari temen2 semua, semoga berguna dan bermanfaat untuk kita semua.
amin.........